Jumat, 19 November 2010

Kami semua adalah pemimpin



TEATER ANAK
Ilustrasi :

Icon : Kain kerudung warna-warni
Seragam : Pakaian mengikuti warna kain kerudung
Tema : Kami semua adalah pemimpin
Akhlak : Karakter Iman
 Babak I
Parade Nasyid Kebon Maen
Lampu gelap, Layar terbuka. Instrument music, anak-anak sudah di dalam berakifitas alami.
A.    Kelompok Biru : Zahra dkk, Nasyid : Rekreasi
( Biru : Sering diartikan sebagai sesuatu yang memiliki ketenangan dan kepercayaan.)
B.     Kelompok Merah : Muhammad dkk, Nasyid : Kain sarung
(Merah Arti dari warna ini melambangkan sesuatu kekuatan, nafsu dan kemauan yang agresif.)
C.     Kelompok Kuning : Lintang dkk, Nasyid : Berkebun
(Kuning Melambangkan kegembiraan penuh harapan dan optimis. Mungkin sesuatu yang spontan)
D.    Kelompok Hijau : Sarah dkk : Mars SKKM
(Hijau Warna ini menunjukkan sesuatu yang alami dan serba sehat.)
E.     Kelompok Ungu : Miqdad dkk : Kemping sambut Ramadhan
(Ungu, keangkuhan dan kemewahan adalah pegertian warna ini)
F.      Kelompok Putih : Salsa,dkk : Kami Semua adalah pemimpin
(Putih, Banyak yang mengatakan warna ini adalah kesucian, tapi Bintang rasa ini, lebih tepat menunjukkan bersih, rapi dan tertata).
Muhammad : (Hadir ke panggung, improvisasi dengan kerudung merahnya). “ Dahsyat … kaya gini neh calon pemimpin. Gagah, suara keras, gesit, pokoknya mantap dah…( Kuatkan kalimat sedang menunjukkan diri). Sudah lihat tadi kan, kelompok yang mendukung ane menjadi pemimpin. Pokoknya setiap orang yang ane pimpin pasti puasssss!!!!!     

Zahra : Biru…biru…biru…,(3x) yes.! senang rasanya bersama teman-temanku di sana. Mereka dengan percaya diri mendukungku menjadi pemimpin. Pemimpin yang lincah, penuh hidup dengan kisah, Boleh dilihat wajahku yang selaluuuu cerah. Siap hidup penuh gairah…

Muhammad : Mmmm… jangan mimpi… mana ada perempuan jadi pemimpin. Yang jadi pemimpin itu laki-laki. Perempuan itu masak aja di dapur sama ngurusin anak kalau sudah berkeluarga. Hahahahaha ( sambil meledek = tertawa)

Zahra : Eh, Muhammad. Biar ane perempuan tapi kalau kerjanya professional. Layak dong jadi pemimpin. Dari pada laki-laki yang kerjaannya nyuruh-nyuruh aja ngga pernah kasih contoh sama anak buahnya apa pantes jadi pemimpin.
Muhammad : ( Ekspresi kesel)

Lintang : ( memanggil penuh gembira) Ibuuuu…ibuuuu…ibuuu…bapaaakkkk… Lintang ingin jadi pemimpin. ( bicara penuh yakin ke arah penonton) Lintang sudah punya pendukung banyak sekali. Jadi, panteskan Lintang jadi pemimpin.Lintang itu senang berbagi, mau mendengarkan orang lain, dan mau menolong orang lain.

Muhammad : ( Selalu kesal) Ini lagi, datang-datang sudah mau jadi pemimpin. Hey, lintang kamu tuh perempuan, ga’ pantes jadi pemimpin tau…!

Zahra : Jangan di dengerin, Lin. Muhammad Cuma gak mau ada saingan aja. Sudah kamu bergabung di kelompok ku saja ya. Nanti dukung aku jadi pemimpin..

Lintang : Lho, kok jadi bergabung dengan kamu. Kamu saja yang bergabung dengan aku Nanti Kamu yang dukung aku. ( jadi debat untuk jadi pemimpin)

Miqdad :  Ha ha ha ( masuk panggung=tertawa ekspresi sombong) Suuudaaah-sudaaah…. Kalian semua tidak usah capek-capek  berebut pemimpin. Kenalin nih, Miqdad orang yang banyak bekerja sedikit bicara. Ngga penting ngomong mulu tapi kerjaan ngga selesai-selesai. Jadi yang pantes jadi pemimpin tuh Ane miqdad Musyawaroh. Orang yang terlanjur keren dan low profile….Ha ha ha ha ha…   

Sarah : Oke tugasku selesai berinfak sudah, promosi ke teman-teman sudah, berdo’a sudah, sholat dhuha sudah, tebar senyum ke banyak orang sudah, ngapain juga sibuk-sibuk nunjukin kemampuan ke orang lain, mendingan deket-deketan aja sama teman-teman. Nanti juga mereka tahu kalau ane nih Sarah wanita yang murah senyum yang pantes di pilih mereka jadi pemimpin. ( menganggap remeh orang lain)

( terjadi perdebatan dialog, semua anak merasa dirinya yang layak jadi pemimpin)

Salsa : Masya Allah, stop…stop…stop… . Berhenti-berhenti. Kakak-kakak ku semua…kenapa sih kalian berantem. Bagaimana, ada yang mau pilih kalian jadi pemimpin. Kalau semuanya berperilaku seperti ini.

( Semua kompak bergerak berputar) : Hey Salsa, Jangan ceramahin kita ya… ( satu persatu ekspresi kesal dan meninggalkan salsa sendiri.

Salsa : ( perlahan-lahan berputar dan berekpresi sedih = diiringi music syahdu ) duduk termenung berdiam diri.

Azizah+Fatimah+Zulfa : ( membaca puisi tentang pemimpin). ( lampu semakin lama semakin meredup)

Pemimpin Oh Pemimpin

Bumi Semakin tua
Waktu terus berjalan
Menjadi pemimpin seperti apa ?
Agar siap jadi rujukan.

Menjadi pemimpin tercinta
Selalu hadir dalam hati
Mencoba memperbaiki hidupnya
Agar setiap kata menjadi bukti

Mentari akan muncul kembali
Tapi bulan tak selamanya bulat
Setiap zaman selalu berganti
Menanti pemimpin yang di rindu umat

( Karya Pak Dodo)


Babak II

Salsa tetap berada di panggung ekspresi, gelisah. Pembaca puisi perlahan-lahan keluar.

Rara dan Zuhro masuk kedalam panggung datang dari arah berbeda dan duduk berdekatan, Sambil membawa qur’an.
Rara : Zuhro…Zuh… ( zuhro tetap asyik membaca qur’an). Ihh… dengerin aku dong…
Zuhro : ( sambil tersenyum ) iya… iya aku dengarkan ada apa sih…
Rara : Tadi pelajaran Tahfidz asyik ya.
Zuhro : ( asyik baca qur’an ekspresi tidak mendengarkan Rara)
Rara : Zuhroooooo….kamu dengar aku ga sih…
Zuhro : Ups ( terkejut), iya… ya… asyik… Memang kenapa?
Rara/: Aku jadi bersemangat menghafal, apa lagi saat menghafal surat ini…( sambil menunjuk)
Zuhro : surat yang mana?
Rara : kamu baca deh surat ini nih…
Zuhro : Surat apa namanya ?
Rara : Ini lho Q.S Fatir ayat 39
Zuhro : Ooo iya memangnya ada apa dengan surat ini…
Rara : Yuk, kita baca sama-sama berikut artinya
Zuhro+Rara : membaca Q.S Fatir ayat 39 ( ekspresi memahami isi dari ayat yang di baca)
Salsa : ( mendekati mereka), ayat yang kalian bacakan tadi harusnya di fahami juga dengan teman-teman kita.
Zuhro : memangnya ada apa dengan teman-teman kita
Salsa : teman-teman kita…

( Suasana Kampanye setiap tim = alur alami membawa kerudung sesuai kelompok warnanya)
Salsa, rara dan Zuhro keluar panggung. Setiap kelompok semakin riuh berkampanye dan semakin lama semakin meredup diiringi lampu yang mulai gelap.

Babak III

Afif : ( masuk sendirian, berekspresi dengan kalimat dan kata-kata sendiri mendukung Zahra)
Zaif : ( masuk kedalam panggung mendukung miqdad dengan bahasa jepang dan ekspresi alami)
Ayyash + rizal : ( masuk kedalam panggung sambil tertawa)
Ayyash : Zal, kamu tahu ga kenapa pilih miqdad ?
Rizal : memang kamu kenapa pilih miqdad?
Ayyash : ( sambil tertawa) miqdad itu, orangnya sedikit bicara banyak bekerja.
Rizal : Kalau aku sih lebih suka pilih Zahra.
Ayyash : Lha,dia kan perempuan, kamu laki-laki kenapa pilih perempuan.
Rizal : Jangan salah, biar dia perempuan tapi ia selalu selesai disetiap pekerjaannya.
Faiz : ( Masuk secara tiba-tiba), hey kalian semua denger ya!.
           Jadi pemimpin itu harus yang gagah, gesit, dan suaranya keras.
Ayyash : Lha…lha…lha ini datang-datang nyamber aja, memang siapa yang ente pilih iz ?
Faiz : So pastiii Muhammad dong…( sambil berlalu meninggalkan panggung)
Ayyash+ Rizal : ( saling pandang-pandangan, dan ekspresi acuh tuk berpisah karena beda dukungannya)

Nadien : ( sambil ngitung uang) 1000…2000…dst. Bolak – balik.
Andien : (mencatat barang-barang) pita, topi, kaos kaki….mmm apa lagi ya…
nadien : ( terus menghitung) Wah dah banyak sekali uang yang di kasih sarah untukku
Andien : ( masih mencatat) Banyak juga barang-barang yang di kasih dari lintang…
Nadien : Kalau kaya begini ga mungkin aku pilih yang lain. Sarah terlalu baik padaku.
Andien : Lintang juga baik padaku, sepertinya pilihanku tak bisa pindah kelain hati…

( Keduanya saling bertatapan… dan mendekat lalu mereka ekspresi benci dan meninggalkan panggung)

Babak IV

( Iringan music = galeri walk setiap pemimpin)

Sarah : (sombong) Hey, apakah kalian punya uang banyak seperti aku. Jadi pemimpin harus punya uang banyak seperti aku..
Muhammad : Pemimpin itu harus tegas, gesit suara lantang… neh aku orangnya
Miqdad : Harusnya yang pantes jadi pemimpin aku Miqdad musyawaroh orang terlanjur keren dan low profile…sedikit bicara banyak bekerja
Zahra : Yuuuu huuuu… tenang-tenang… pemimpin yang ramah, murah senyum dan dekat sama teman-teman yang layak jadi pemimpin…
Lintang : Duhai teman-teman sadarlah sadarlah… suka menolong dan tak pernah mengeluh yang pantas menjadi pemimpin… Aku lah orangnya…

( iringan music = berputar dan saling kesal)
Andien : Lintang!, Sarah!, Zahra!, miqdad!, Muhammad!, tingkah laku kalian tidak pantas menjadi pemimpin.
Lintang : Lho, kok Andien kenapa jadi kesal begitu?
Nadien : karena kita semua seharusnya bisa saling melengkapi.
Andien : Iya!, Setiap manusia itu memang di utus menjadi pemimpin.
Nadien : Kita berdua, sudah mendapat  nasehat
Andien : Iya, Nasehat dari Salsa dan teman-temannya.

Rizal+ Faiz+Ayyash : Hey…. Tunggu… ( ekspresi sombong bolak-balik). Kita dukung kalian bersatu.

Zaif : ( Masuk) bahasa jepang…yang berisi kalimat ( kita semua adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti)

Afif : Yes…yes… aku seneng deh kalau kita bersatu…


Salsa + Rara + Zuhro : Teman-teman SKKM… kita semua adalah Pemimpin….

( instrument = nasyid kami semua adalah pemimpin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar